Sekali lagi aku memikirkan itu.
Padahal sudah jelas, jodoh itu urusan Tuhan.
Dan Dia itu Satu dan tidak ada yang sederajat dengan-Nya.
Lantas seberapa lancang aku, sampai ikut campur dalam urusan-Nya?
Tidak mau bilang "kita", karena saat ini hanya aku yang bersalah.
Tapi, maafkan aku.
Yang pernah meragukan-Mu
Yang pernah mempertanyakan, "apa aku salah satu ciptaan-Mu yang tak berpasangan?"
Sekali lagi, aku yakin Engkau tidak akan begitu.
Sudah ribuan kali aku mendengarnya
Jika kalian mengatakannya lagi, mungkin akan jadi yang ke seratus ribu kali.
tentang, "Orang baik akan berjodoh dengan orang baik, begitu juga dengan orang jahat."
Sudah sifat laki-laki untuk egois.
Egois dalam pemikiran, aku contohnya, mempercayai pemikiran sendiri, tanpa mau tau bagaimana benarnya.
Lalu bagaimana isi pemikiranku? Itu pertanyaan yang aku tunggu.
Yang kupahami adalah, kita diciptakan berpasangan.
Berpasangan dengan bayangan kita.
Bayang cerminan kita, sama seperti "apa yang kau tabur akan kamu tuai."
Dan itulah pasangan kita, doppleganger yang memiliki bentuk berbeda.
Sampai simpang jalan aku menulis.
Setelah terdengar dering klakson yang menyadarkan kembali, bahwa sudah kutemukan jawaban dari pertanyaanku.
Karenanya, hingga saat ini, aku belum menemukan aku.
Aku.
Atau seseorang yang ketika aku melihat dia, adalah mataku yang menatap aku.
Atau ketika aku menatap matanya, adalah hatiku yang memandang aku.
Atau satu-satunya ilusi yang nyata, yang ketika aku menampar diriku, dia memeluk menyadarkanku erat.
Oktober 09, 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar