Juni 13, 2019

Narasi Melankoli (VI)

Kita kadang meragukan yang kita baca, cenderung mengacuhkannya, dibanding mencernanya. Dan yang sudah kubaca-baca selama ini, hanyalah tentang ketidak-tahuan dan kepasrahan.

Hidup macam apa yang dimiliki orang-orang dengan harapan di sekelilingnya? Oh, seharusnya aku mengingatnya, masa-masa dimana aku adalah bagian dari kumpulan orang itu, masa dimana Biana masih mempercayaiku.

Biana.
Sampai kapan dia akan menjadi bayang-bayangku. atau justru aku yang selama ini menjadi bayang-bayangnya? Akan sangat menyesalkan jika memang sebaliknya.

Biana.
Itu adalah sepertinya baru kemarin aku masih bisa melihatmu tertawa, dari jarak yang bukan seperti ini, jarak yang memaksaku menyembunyikan keberadaanku, karena aku tau suatu saat nanti itu akan mengganggu hidupmu.

"Kamu mulai menjauh ya.."

Setelah kalimat itu, yang kuharapkan keluar adalah namaku, 'Dera'. Tapi nyatanya tidak.

"Kamu mulai menjauh ya, Biana"

Tapi semua yang direka saat mulut tertutup, berakhir menjadi sebuah kalimat-kalimat urungan yang selamanya hanya akan menekan benak untuk minta diucap. Sampai nanti kita tau, seharusnya kita tak menciptakan ekspektasi yang jauh dari relevansi yang kita butuhkan.

Bagaimana aku tau kalau memang Biana yang aku butuhkan untuk berada di sampingku sekarang, untuk mengaduk gula agar larut dalam kopi, agar tidak lagi dapat dibedakan dan menjadi entitas baru yang mempunyai makna baru. Bagaimana aku tau?

Bagaimana jika yang aku butuhkan adalah Biana untuk tidak berada di sini, untuk kepekaanku mengetahui bahwa gula dan kopi adalah dua hal yang berbeda, dan bukan sesuatu yang selamanya harus dinikmati secara bersamaan. Bagaimana jika seperti itu?

Bagaimana jika ekspektasiku adalah untuk tidak menciptakan Biana dalam kehidupanku, agar Biana adalah bukan orang yang menghampiri di saat itu, di saat keterpurukan dan hari kelam memberikan rasa gamang pada hati yang sudah tinggi ini. Bagaimana?

Bagaimana pun itu, Biana, aku harap kamu bahagia.
Aku harap kamu dapat bahagia.

Depok, 17 Maret 2006
-Dera-

0 komentar:

Posting Komentar